Profil Desa Danawarih
Ketahui informasi secara rinci Desa Danawarih mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Danawarih di Kecamatan Balapulang, Tegal, merupakan perpaduan harmonis antara potensi agraris yang ditopang bendungan bersejarah dan daya tarik wisata religi. Desa ini menjadi destinasi kunci dengan Jembatan Gantung ikonik dan Makam Ki Gede Sebayu.
-
Pusat Irigasi Vital
Keberadaan Bendungan Danawarih menjadikan desa ini sebagai penopang utama ketahanan pangan dan sektor pertanian di wilayah sekitarnya.
-
Destinasi Wisata Terpadu
Danawarih menawarkan paket wisata yang lengkap, mulai dari wisata infrastruktur (bendungan dan jembatan gantung), wisata religi (Makam Ki Gede Sebayu), hingga wisata alam (aliran Sungai Gung).
-
Warisan Sejarah Pendiri Tegal
Desa ini memiliki nilai historis yang tinggi sebagai salah satu petilasan Ki Gede Sebayu, tokoh sentral dalam babad berdirinya Tegal, yang memberikan nilai budaya dan spiritual yang kuat.

Terletak strategis di jalur yang menghubungkan kawasan dataran rendah dengan objek wisata Guci yang tersohor, Desa Danawarih, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, lebih dari sekadar wilayah perlintasan. Desa ini merupakan sebuah entitas yang dinamis, memadukan peran vitalnya sebagai penopang agrikultur dengan potensi pariwisata yang kaya akan nilai sejarah dan keindahan alam. Berada di aliran Sungai Gung yang deras, kehidupan masyarakat Danawarih bertumpu pada warisan infrastruktur pengairan yang telah hidup selama berabad-abad, menjadikannya salah satu desa paling krusial di Kabupaten Tegal.
Secara historis, nama Danawarih memiliki makna filosofis yang mendalam. Berasal dari frasa "dana" yang berarti memberi dan "warih" yang berarti air, penamaan ini dicetuskan langsung oleh Ki Gede Sebayu, tokoh pendiri Kabupaten Tegal. Menurut catatan sejarah lokal, Ki Gede Sebayu bersama pengikutnya membangun permukiman pertama di tepi Kali Gung dan memprakarsai pembangunan bendungan sederhana untuk mengairi lahan pertanian. Warisan inilah yang kini berkembang menjadi Bendungan Danawarih modern, sebuah urat nadi yang menghidupi ribuan hektar lahan pertanian dan menjadi ikon utama desa ini.
Geografi dan Administrasi Wilayah
Desa Danawarih secara administratif merupakan bagian dari Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal. Lokasinya berada sekitar 13 kilometer ke arah selatan dari Slawi, ibu kota Kabupaten Tegal. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam "Kecamatan Balapulang dalam Angka", wilayah kecamatan ini memiliki luas total 74,91 km², dengan topografi yang bervariasi dari dataran rendah hingga perbukitan di bagian tenggara yang berbatasan dengan kaki Gunung Slamet.
Meskipun data spesifik mengenai luas wilayah Desa Danawarih belum dirilis dalam publikasi statistik terbaru, letaknya di sepanjang aliran Sungai Gung menempatkannya di kawasan yang subur. Secara administratif, kantor pemerintahan desa berlokasi di Jalan Pramuka No. 393, Danawarih dan dipimpin oleh seorang Kepala Desa, yang menurut data dari situs resmi desa, dijabat oleh Bapak Abdul Munip.
Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Balapulang yang menjadi konteks geografis Desa Danawarih yakni:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pagerbarang
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Jatinegara dan Lebaksiu
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bojong dan Bumijawa
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Margasari
Sebagai desa yang berada di wilayah agraris, sebagian besar penggunaan lahan di Danawarih dan sekitarnya didominasi oleh persawahan, ladang, serta perkebunan rakyat. Keberadaan aliran Sungai Gung tidak hanya menjadi sumber irigasi tetapi juga membentuk kontur lanskap yang khas di wilayah ini.
Potensi Ekonomi dan Mata Pencaharian Penduduk
Perekonomian Desa Danawarih ditopang oleh dua pilar utama: sektor pertanian dan ekonomi kreatif berbasis sumber daya alam lokal. Sektor pertanian menjadi tulang punggung utama, didukung sepenuhnya oleh sistem irigasi teknis dari Bendungan Danawarih. Kehadiran bendungan yang baru-baru ini menjalani proyek rehabilitasi senilai lebih dari Rp 65 miliar menegaskan fungsinya sebagai infrastruktur vital untuk menjaga produktivitas pertanian, khususnya padi dan palawija, di sebagian besar wilayah Tegal. Proyek ini, menurut pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana, bertujuan untuk memperkuat struktur dan menjamin distribusi air yang optimal demi ketahanan pangan regional.
Di luar pertanian, masyarakat Danawarih juga dikenal memiliki keahlian dalam kerajinan tangan. Salah satu yang paling menonjol yaitu kerajinan cobek dan ulekan yang terbuat dari batu asli Sungai Gung. Para pengrajin lokal memanfaatkan bongkahan batu sungai yang berkualitas untuk dipahat menjadi peralatan dapur tradisional yang kuat dan otentik. Produk ini tidak hanya dipasarkan di tingkat lokal, tetapi juga telah menembus pasar di luar daerah, memberikan nilai tambah ekonomi yang signifikan bagi masyarakat. Selain itu, terdapat pula potensi kerajinan tenun yang terus dikembangkan sebagai bagian dari program pemberdayaan ekonomi desa.
Pemerintah desa, dengan dukungan Dana Desa yang pada tahun 2025 dialokasikan sebesar Rp 1.256.395.000, terus berupaya mendorong diversifikasi ekonomi. Salah satu inisiatif yang telah berjalan ialah sosialisasi dan pendampingan pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB) bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Langkah ini bertujuan agar usaha masyarakat memiliki legalitas formal, sehingga memudahkan akses terhadap permodalan dan program bantuan pemerintah lainnya.
Daya Tarik Pariwisata dan Kekayaan Budaya
Desa Danawarih telah dicanangkan sebagai "Desa Wisata Religi," sebuah status yang didukung oleh keberadaan tiga ikon utama yang saling terintegrasi: Bendungan Danawarih, Jembatan Gantung Danawarih, dan Makam Ki Gede Sebayu.
Bendungan Danawarih sendiri bukan hanya sebuah infrastruktur pengairan, melainkan juga objek wisata yang menarik. Pemandangan air yang melimpah dengan latar belakang perbukitan hijau menjadi daya tarik visual yang kuat. Area di sekitar bendungan sering kali menjadi tempat rekreasi bagi keluarga, terutama pada akhir pekan. Revitalisasi yang sedang berlangsung diharapkan dapat menata kawasan ini menjadi lebih representatif sebagai destinasi wisata.
Tidak jauh dari bendungan, terdapat Jembatan Gantung Danawarih yang ikonik. Dibangun pada tahun 1992, jembatan dengan panjang mencapai 273 meter ini membentang di atas Sungai Gung, menghubungkan Desa Danawarih dengan Desa Sanganjaya. Meskipun awalnya dibangun sebagai akses vital bagi warga, jembatan ini telah bertransformasi menjadi salah satu spot foto paling populer di Kabupaten Tegal. Berjalan di atas jembatan gantung ini memberikan sensasi tersendiri sambil menikmati panorama sungai dan persawahan yang luas. Namun belakangan muncul perhatian publik mengenai kondisi jembatan yang memerlukan perbaikan untuk menjamin keselamatan pengunjung dan warga yang melintas.
Nilai spiritual dan budaya desa terpusat pada Makam Aulia Ki Gede Sebayu. Sebagai tokoh yang dihormati dan dianggap sebagai pendiri cikal bakal Tegal, makamnya menjadi tujuan ziarah penting bagi masyarakat dari berbagai daerah. Keberadaan makam ini mengukuhkan posisi Danawarih sebagai destinasi wisata religi, menarik pengunjung yang ingin menelusuri jejak sejarah dan mencari berkah spiritual. Kompleks wisata ini juga dilengkapi dengan potensi wisata susur sungai atau riverboarding di aliran Kali Gung, yang menawarkan pengalaman petualangan bagi wisatawan.
Pembangunan Infrastruktur dan Kondisi Sosial
Pembangunan infrastruktur di Desa Danawarih terus berjalan secara bertahap, difokuskan untuk mendukung aktivitas ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Selain proyek rehabilitasi Bendungan Danawarih yang berskala nasional, pemerintah desa juga secara rutin mengalokasikan anggaran untuk perbaikan jalan desa, drainase, dan fasilitas umum lainnya. Aksesibilitas menuju desa ini terbilang baik, karena dilalui oleh jalan raya yang menjadi jalur alternatif menuju kawasan wisata Guci.
Data kependudukan terperinci untuk Desa Danawarih secara spesifik belum tersedia dalam publikasi BPS terbaru. Namun, merujuk pada data Kecamatan Balapulang secara keseluruhan yang memiliki populasi sekitar 82.040 jiwa, dapat diproyeksikan bahwa Danawarih merupakan salah satu desa dengan jumlah penduduk yang cukup signifikan karena statusnya sebagai pusat kegiatan irigasi dan wisata.
Kehidupan sosial masyarakatnya sangat kental dengan budaya agraris yang komunal dan religius. Semangat gotong royong masih terjaga, terutama dalam kegiatan pertanian dan upacara adat atau keagamaan. Keberadaan situs-situs bersejarah juga turut membentuk karakter masyarakat yang menghargai warisan leluhur.
Sebagai desa yang terus berkembang, Danawarih berdiri di persimpangan antara tradisi dan modernitas. Dengan fondasi agraris yang kokoh berkat Bendungan Danawarih, warisan sejarah yang tak ternilai dari Ki Gede Sebayu, dan geliat pariwisata yang menjanjikan, Desa Danawarih memiliki semua modal untuk menjadi salah satu desa unggulan di Kabupaten Tegal. Tantangan ke depan terletak pada bagaimana pemerintah dan masyarakat dapat bersinergi mengelola potensi besar ini secara berkelanjutan, memastikan bahwa pembangunan infrastruktur berjalan seimbang dengan pelestarian lingkungan dan nilai-nilai budaya yang menjadi jiwanya.